Rabu, 01 April 2015

Dampak Revolusi Industri Inggris


Sdri. Lusi Andriani

            Seperti yang telah pernah kita diskusikan sebelumnya, bahwa Revolusi Industri (Istilah revolusi industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada petengahan abad 19)   untuk mengolah barang bahan mentah menjadi barang yang siap untuk dikonsumsi.. Dengan kata lain bahwa revolusi industri berniat untuk mengurangi bahkan mengganti  tenaga kerja kasar (manusia atau hewan) dengan tenaga tehnik atau mesin berbasis manufaktur, jadi intinya adalah perubahan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.


yang semula muncul di Inggris, Britania Raya, pada kira-kira akhir abad ke 18, atau antara periode 1750-1850 (hampir tidak diketahui dengan pasti, kapan tepatnya revolusi industri ini dimulai), pada dasarnya adalah sebuah perubahan dalam bidang ekonomi dari sebuah sistem ekonomi agraris ke ekonomi tehnikal yang menggunakan mesin. Perubahan yang sangat cepat ini telah terjadi diberbagai bidang seperti bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi
            Ada banyak hal (faktor) yang telah mendorong atau melatar-belakangi terjadinya revolusi industri di Inggris, misalnya faktor politik, keadaan sumber daya alam, dan juga tentang tumbuhnya lembaga riset seperti Royal Society of England. Namun memang yang tidak kalah pentingnya dari revolusi industri itu sendiri adalah dampak ditimbulkannya, yang tentu saja dapat dilihat secara positif maupun negatif. Misalnya secara positif adalah munculnya industri itu sendiri secara besar-besaran. Terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat yang dalam batas-batas tertentu telah menjadikan hidup menjadi lebih dinamis. Manusia kemudian dapat berkreasi untuk melahirkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang lebih mudah dan dalam waktu yang lebih singkat. Harga barang menjadi lebih murah karena diproduksi dengan menggunakan mesin. Meningkatnya urbanisasi dan berkembangnya kapitalisme modern, dan lain-lain.
            Namun disisi lain, revolusi itu sendiri juga berdampak secara negatif, misalnya munculnya kecemburuan sosila antara kaum proletar dengan kaum borjois terutama karena alasan perbedaan keuntungan, meningkatnya angka kriminalitas, meningkatnya persaingan antara negara-negara kuat, kolonialisme, globalisasi, dan lain-lain.
Share:

1 komentar: