Sdri. Lusi Andriani
Seperti
yang telah pernah kita diskusikan sebelumnya, bahwa Revolusi Industri (Istilah revolusi industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada petengahan abad 19) untuk mengolah barang bahan mentah menjadi
barang yang siap untuk dikonsumsi.. Dengan kata lain bahwa revolusi industri
berniat untuk mengurangi bahkan mengganti
tenaga kerja kasar (manusia atau hewan) dengan tenaga tehnik atau mesin
berbasis manufaktur, jadi intinya adalah perubahan penggunaan tenaga manusia
menjadi tenaga mesin.
yang semula muncul di Inggris, Britania Raya, pada kira-kira akhir abad ke 18, atau antara periode 1750-1850 (hampir tidak diketahui dengan pasti, kapan tepatnya revolusi industri ini dimulai), pada dasarnya adalah sebuah perubahan dalam bidang ekonomi dari sebuah sistem ekonomi agraris ke ekonomi tehnikal yang menggunakan mesin. Perubahan yang sangat cepat ini telah terjadi diberbagai bidang seperti bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi
Ada banyak hal (faktor)
yang telah mendorong atau melatar-belakangi terjadinya revolusi industri di
Inggris, misalnya faktor politik, keadaan sumber daya alam, dan juga tentang
tumbuhnya lembaga riset seperti Royal Society of England. Namun memang yang
tidak kalah pentingnya dari revolusi industri itu sendiri adalah dampak
ditimbulkannya, yang tentu saja dapat dilihat secara positif maupun negatif.
Misalnya secara positif adalah munculnya industri itu sendiri secara
besar-besaran. Terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat yang dalam
batas-batas tertentu telah menjadikan hidup menjadi lebih dinamis. Manusia
kemudian dapat berkreasi untuk melahirkan berbagai produk untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang lebih mudah dan dalam waktu yang lebih singkat.
Harga barang menjadi lebih murah karena diproduksi dengan menggunakan mesin.
Meningkatnya urbanisasi dan berkembangnya kapitalisme modern, dan lain-lain.
Namun
disisi lain, revolusi itu sendiri juga berdampak secara negatif, misalnya munculnya
kecemburuan sosila antara kaum proletar dengan kaum borjois terutama karena
alasan perbedaan keuntungan, meningkatnya angka kriminalitas, meningkatnya
persaingan antara negara-negara kuat, kolonialisme, globalisasi, dan lain-lain.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus