Sabtu, 28 Maret 2015

Tentang Konferensi Asia Afrika



Sdr(i) Fadilla

Kerjasama antar negara biasanya dipahami sebagai terjalinnya hubungan antara satu negara dengan negara lainnya, melalui kesepakatan-kesepakatan untuk mencapai tujuan. Oleh karenanya kerjasama antar negara bisa saja terjadi dalam hal kerjasama ekonomi, kerjasama politik, atau kerjasama dalam hal-hal yang lain. Yang tidak kalah pentingnya bagi kita sebenarnya adalah “apa yang menyebabkan terjadinya kerjasama antar negara”, misalnya kerja sama antar negara yang disebabkan oleh alasan kesamaan (kesamaan sumber daya alam, kondisi geografis, ideologi, dan Agama), atau bahkan oleh adanya perbedaan antar negara (perbedaan sumber daya alam, iklim dan kesuburan tanah, perbedaan ilmu pengetahuan dan tehnologi, dan perbedaan ideologi).
Dalam konteks ini, sebenarnya secara historis, hubungan Indonesia dengan negara-negara Afrika sudah terjalin jauh sebelum pelaksanaan Konferensi Asia Afrika I (KAA) di Bandung pada tahun 1955 (dan mengalami perkembangan yang pesat mulai dekade 90-an, saat tumbangnya apartheid di Afrika Selatan), dimana Indonesia dan Afrika sama-sama sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan.
Jika KAA I tahun 1955 bersifat politis untuk mendukung perjuangan kemerdekaan negara-negara Afrika, maka pada KKA II ditahun 2005, justru menghasilkan NAASP (New Asia Africa Strategic Partnership) berupa dialog strategis antar kawasan, solidaritas politik, kerjasama ekonomi dan hubungan sosial budaya. Dalam hal ini Indonesia dipandang perlu memberikan perhatian yang lebih dan menerjemahkan momentum kawasan sub-Sahara Afrika sebagai wilayah yang potensial secara politik dan ekonomi, serta perlu secara bersama-sama mengembangkan diplomasi bilateral dengan negara-negara di kawasan Sub-Sahara Afrika dan diplomasi regional dengan Uni Afrika.


Share:

0 comments:

Posting Komentar