Minggu, 29 Maret 2015

Revolusi Industri di Inggris

  Sdr. Nur Wijayanto, Revolusi Industri yang terjadi di Inggris pada kira-kira pertengahan abad ke 18, adalah sebuah revolusi perubahan dalam tata cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian berkembang menjadi pekerjaan mesin, sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat. Revolusi ini diawali oleh revolusi agraria dengan terjadinya perubahan penggunaan tanah, yang semula hanya untuk pertanian kemudian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terpadu. Revolusi Agraria inipun telah mengubah cara mengerjakan tanah yang semula tradisional menjadi mekanisasi. Revolusi Industri di Inggris ini antara lain telah terjadi karena sebab-sebab dimana Inggris ternyata memiliki cukup bahan dasar untuk kebutuhan industrinya, seperti wol, batu bara, dan kapas yang umumnya diperoleh dari tanah jajahan. Bangsa Inggris kala itu juga rajin mengadakan penyelidikan terhadap berbagai perkembangan ilmu, sehingga banyak penemuan baru yang menarik perhatian mereka. Hal ini disisi lain ternyata juga didukung dengan didirikannya lembaga ilmiah seperti Royal Society for Improving Natural Knowledge pada tahun 1662. Adanya kemajuan yang pesat dalam pelayaran yang membawa kemajuan dibidang perdagangan, memiliki cukup modal untuk memajukan industrinya, dan Inggris juga memiliki kongsi dagang yang kuat seperti halnya EIC yang merupakan alat kemajuan bagi perdagangan negara.
   Satuhal yang penting bahwa, revolusi industri ini juga telah mengakibatkan dampak yang besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Inggris, Eropa, bahkan kawasan tanah jajahan ketika itu termasuk negara-negara di Asia dan Afrika, baik dalam aspek sosial, politik, maupun ekonomi. Jika sejak awal Inggris dikuasai oleh sistem kepemilikan tanah yang berpusat di tangan raja, keluarganya dan para bangsawan, maka Revolusi Industri  dan sistem perbankan Inggris, kemudian telah mengubahnya menjadi perputaran investasi ke sektor yang lebih menguntungkan, yakni kepemilikan pabrik dan mesin. Latar belakang para investor inipun kemudian menjadi tidak hanya kaum aristokrat, melainkan sudah merambah kepada golongan pedagang. 
    Demikian pula bahwa Revolusi Industri ini berdampak dibidang politik, misalnya dengan munculnya kaum borjuis sebagai penguasa industri. Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme, bahkan imperialisme modern (dimana imperialisme telah dibangun dibawah pondasi yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah jajahan, penguasaan kepemilikan bahan mentah, serta upaya mendapatkan pasar bagi pelemparan hasil-hasil industrinya, yang pada gilirannya telah mengubah dan mempengaruhi berbagai kebijakan, dan partai liberal menjadi sangat berpengaruh. Dibidang sosial dan umumnya di Eropa, dapat terlihat bahwa pusat pekerjaan kemudian telah berpindah ke kota, maka urbanisasi besar-besaran adalah gejala yang tak terelakkan.



Share:

0 comments:

Posting Komentar