Sdr. Nur Wijayanto,
Revolusi Industri yang terjadi di Inggris pada kira-kira pertengahan abad ke 18, adalah sebuah revolusi perubahan dalam tata cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian berkembang menjadi pekerjaan mesin, sehingga barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat. Revolusi ini diawali oleh revolusi agraria dengan terjadinya perubahan penggunaan tanah, yang semula hanya untuk pertanian kemudian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan yang terpadu. Revolusi Agraria inipun telah mengubah cara mengerjakan tanah yang semula tradisional menjadi mekanisasi.
Revolusi
Industri di Inggris ini antara lain telah terjadi karena sebab-sebab dimana Inggris ternyata memiliki cukup
bahan dasar untuk kebutuhan industrinya, seperti wol, batu bara, dan kapas yang
umumnya diperoleh dari tanah jajahan. Bangsa Inggris kala itu juga rajin mengadakan
penyelidikan terhadap berbagai perkembangan ilmu, sehingga banyak penemuan baru yang menarik perhatian mereka. Hal ini
disisi lain ternyata juga didukung dengan didirikannya lembaga ilmiah seperti Royal Society for Improving
Natural Knowledge pada tahun 1662. Adanya kemajuan yang pesat dalam
pelayaran yang membawa kemajuan dibidang perdagangan, memiliki cukup modal untuk
memajukan industrinya, dan Inggris juga memiliki kongsi dagang yang kuat seperti halnya EIC yang
merupakan alat kemajuan bagi perdagangan negara.
Satuhal yang
penting bahwa, revolusi industri ini juga telah mengakibatkan dampak yang besar
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Inggris, Eropa, bahkan kawasan
tanah jajahan ketika itu termasuk negara-negara di Asia dan Afrika, baik dalam
aspek sosial, politik, maupun ekonomi. Jika sejak awal Inggris dikuasai oleh
sistem kepemilikan tanah yang berpusat di tangan raja, keluarganya dan para
bangsawan, maka Revolusi Industri dan
sistem perbankan Inggris, kemudian telah mengubahnya menjadi perputaran investasi ke sektor yang lebih menguntungkan, yakni kepemilikan pabrik dan mesin. Latar
belakang para investor inipun kemudian menjadi tidak hanya kaum aristokrat,
melainkan sudah merambah kepada golongan pedagang.
Demikian pula
bahwa Revolusi Industri ini berdampak dibidang politik, misalnya dengan munculnya kaum borjuis sebagai penguasa
industri. Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme, bahkan imperialisme modern (dimana imperialisme telah dibangun dibawah pondasi yang berlandaskan kekuatan
ekonomi, mencari tanah jajahan, penguasaan kepemilikan bahan mentah, serta upaya
mendapatkan pasar bagi pelemparan hasil-hasil industrinya, yang pada gilirannya
telah mengubah dan mempengaruhi berbagai kebijakan, dan partai liberal menjadi sangat
berpengaruh. Dibidang sosial dan
umumnya di Eropa, dapat terlihat bahwa pusat pekerjaan kemudian
telah berpindah ke kota,
maka urbanisasi besar-besaran adalah gejala yang tak terelakkan.
0 comments:
Posting Komentar