Kamis, 18 Juni 2015

Temuan yang terlupakan

 

      Kisah penemuan kebetulan dari kerangka tulang belulang berukuran besar, pada september 2014 lalu, oleh seorang pelajar SMP Telaga Tujuh, Pusong Langsa Aceh, bernama M. Aris, pada awalnya adalah sebuah temuan yang spektakuler dan mengejutkan hampir seluruh warga Kota Langsa saat itu. Ada banyak spekulasi yang kemudian bermunculan dari temuan kerangka yang terkikis gelombang laut dari timbunan pasir tersebut, diantaranya ada yang menduga sebagai sisa kerangka paruh burung purba yang telah pernah ada dan punah sejak ratusan juta tahun silam. Ada pula yang menyebutnya sebagai tulang-tulang atau kerangka ikan paus purba yang memiliki persamaan dengan penemuan sepasang bangkai paus berparuh bergigi sekop di Selandia Baru, yang pernah hidup sejak  jutaan tahun yang lalu dan kini telah punah, atau spekulasi lain yang berkaitan dengan temuan tersebut. Saat penemuan M. Aris dipublikasikan secara luas, masyarakat khususnya Kota Langsa saat itu benar-benar menaruh harapan besar agar temuan spektakuler ini dapat memberikan penjelasan arkeologis yang emperik, atau setidak-tidaknya menjadi temuan kebanggaan bagi sang penemu maupun masyarakat luas kota Langsa yang telah menaruh harapan saat itu. Tidak heran bahwa temuan tersebut langsung menggegerkan dan menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari kelas warung kopi sampai kelas pejabat, dari pejabat kecil hingga pejabat kelas berat, masing-masing mengklaim bahwa penemuan itu penting untuk ditindak lanjuti.

       Pusong adalah sebuah kawasan di desa Teulaga VII Kecamatan Langsa Kota yang berpenduduk sekitar 400 jiwa, yang hanya dapat dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi laut selama 30 menit dengan menggunakan boat nelayan, langsung menjadi penting dalam catatan pejabat yang berujung kepada beralih tangangan-nya temuan tersebut ke pihak lain. Dengan alasan bahwa di Aceh tidak pakar yang sanggup menganalisa temuan tersebut, maka beberapa pihak kemudian saling berinisiatif untuk menjadi pahlawan dalam menjawab teka-teki temuan langka tersebut, mulai dari yang lokal sampai luar lokal, bahkan level nasional. Namun sayangnya setelah hampir dua tahun sudah, temuan itu hingga kini telah “beralamat palsu”, tak tau dimana rimbanya.

     Mungkin saja bahwa temuan tersebut adalah tidak penting dalam konteks paleontologi, atau belum ada ahli yang bisa menjawab teka-teki itu,  tetapi seharusnyakah temuan M. Aris tersebut tak pernah kembali lagi ?. Jangankan temuannya, kabar beritanyapun sekarang nyaris tak terdengar, padahal sejak penemuan pertamanya, cukup banyak pihak saat itu yang ingin mengetahui tentang jejak apa sesungguhnya yang tersimpan pada temuan tersebut.  Mungkinkah hal yang sama tidak terulang lagi pada temuan-temuan berikutnya ?.

       Masih ingatkah kita tentang hal yang sama juga terjadi pada kasus "pengamanan"  benda antik (kuno) mirip mahkota raja yang diamankan dari lahan kosong di belakang hotel Kartika sekitar kompleks Perumahan Bank Mandiri, Gampong Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro, Agustus 2013 silam ?

 
Kemana, kemana, kemana, ... Dimana, dimana, dimana .....
Benda Antik Mirip Mahkota Raja Ditemukan di Kota Langsa, 
lihat sumber aslinya, http://kpkpos.com/benda-antik-mirip-mahkota-raja-ditemukan-di-kota-langsa/
 Posted by wanda on Aug 05, 2013, diakses Jumat 19 Juni 2015, jam 12:13.
Share:

0 comments:

Posting Komentar